Wrongful removal or retention of a child outside the state of his or her habitual residence is known as international child abduction. The Hague Convention on the Civil Aspects of International Child Abduction 1980 established procedures to ensure the prompt return of the internationally abducted child to the state of his or her habitual residence. By discussing the international child abduction cases involving Indonesia, this article demonstrates the obstacles in returning those internationally abducted children. This discussion is undertaken by taking into account the difference in qualifying the concept of international child abduction in Indonesian law and the Hague Convention 1980.

Pelarian atau penahanan anak tanpa hak (wrongful removal or retention) ke luar negara habitual residence-nya dipahami sebagai international child abduction. The Hague Convention on the Civil Aspects of International Child Abduction 1980 (Konvensi Den Haag 1980) mengatur mengenai tata cara pengembalian anak yang telah dilarikan atau ditahan tanpa hak untuk kembali ke negara habitual residence-nya. Dengan menelaah kasus-kasus international child abduction yang melibatkan Indonesia, tulisan ini menunjukkan kendala-kendala dalam proses pengembalian anak-anak tersebut. Telaah ini dilakukan dengan memperhatikan adanya perbedaan kualifikasi terhadap konsep international child abduction dalam hukum Indonesia dan Konvensi Den Haag 1980.

, ,
doi.org/10.21143/jhp.vol48.no3.1744, hdl.handle.net/1765/112664
Jurnal Hukum dan Pembangunan
Civil Law - Sectie Burgerlijk Recht

Penasthika, P., Arijati, L., & Anggriana, A. G. (2018). International Child Abduction: Bagaimana Indonesia Meresponnya?. Jurnal Hukum dan Pembangunan, 48(3), 521–541. doi:10.21143/jhp.vol48.no3.1744